Menyikapi
semakin merebaknya kenakalan remaja yang didukung oleh banyaknya sarana bagi
anak-anak untuk melakukan kenakalan seperti semakin menjamurnya Warnet di Tarai
Bangun harus disikapi oleh para orangtua dan remaja itu sendiri dengan
kegiatan-kegiatan positif yang bertujuan untuk menggembleng diri dan melatih
mental menjadi insan yang berprestasi dan insan yang tahan terhadap segala
godaan hiruk pikuk keglamoran dunia anak-anak dan remaja yang menjanjikan keasyikan
dan tantangan yang justru sangat berbahaya bagi
masa depan mereka.
Dunia
anak dan remaja kita saat ini sangat rentan dengan tantangan dan godaan masa
remaja yang bebas dan boleh melakukan apa saja. Pengaruh kenakalan remaja
tehadap anak-anak sangat mudah merasuki kehidupan mereka karena selama ini
anak-anak lebih takut kepada teman mereka ketimbang kepada orangtua dan
gurunya. Ajakan untuk melakukan kenakalan dan kejahatan yang datang dari
teman-teman sebaya cenderung lebih cepat masuk ketimbang ajaran dan larangan
dari orangtua dan guru di sekolah. Anak-anak akan merasa ketinggalan atau cemen
jika tidak mengikuti apa yang disuruh oleh teman-temannya, walaupun ajakan atau
suruhan itu bersifat negatif.
Pergaulan
remaja di Tarai Bangun sebagai desa yang memiliki perkembangan sangat pesat
termasuk dalam kategori membahayakan dan tidak sehat bagi perkembangan generasi
muda. Lihat saja betapa memilukannya kenyataan bahwa ketika kepolisian
mengungkap kasus Geng Motor di Pekanbaru yang paling banyak terlibat justru
anak-anak Tarai Bangun. Yang banyak ditangkap dan menjadi korban pergaulan
bebas Geng Motor justru anak-anak Tarai Bangun. Artinya pergaulan dan kenakalan
remaja di Tarai Bangun sudah masuk kategori membahayakan.
Orangtua
sebagai penanggungjawab anak haruslah menjaga anak-anaknya agar tidak
terjerumus pada tindakan-tindakan negatif. Jangan sampai masuknya anak-anak
mereka dalam lembah pergaulan bebas dan kenakalan yang melewati batas hanya
akan menjadi penyesalan dikemudian hari. Untuk itu sebagai orangtua kita harus
mampu mendidik dan mengarahkan anak-anak kita kearah yang lebih baik dan lebih
wajar. Bagaimana caranya? Sementara teman-teman dan lingkungan mereka
mengarahkan kepada hal-hal yang kurang baik?
Salah
satu cara untuk menjaga anak-anak dari bahaya pergaulan bebas adalah dengan
cara mengarahkan aktifitas dan kehidupan mereka untuk tetap melakukan
kegiatan-kegiatan positif. Salah satu caranya adalah dengan memberikan
kegiatan-kegiatan positif dan terarah bagi mereka dengan tujuan untuk
menyibukkan mereka dengan hal-hal positif yang syukur-syukur berbuah prestasi.
Menyikapi
kondisi yang sangat mengkhawatirkan dalam kehidupan anak-anak di Tarai Bangun,
salah seorang tokoh masyarakat Tarai Bangun yang selama ini memberikan
perhatikan khusus pada masalah dan perkembangan pembinaan generasi muda, AriaJufriadi bersama-sama dengan Ketua RW 02 Dusun I, Zamhur, Tokoh Wanita Marheylin
dan Tokoh Masyarakat Jefry Chan menggandeng
Perguruan Karate-do Tako Indonesia untuk
membuka Dojo di Tarai Bangun. Dojo Tarai Bangun ini bertujuan untuk mengarahkan
anak-anak Tarai Bangun pada kegiatan-kegiatan positif agar mereka terhindar
dari kegiatan-kegiatan negatif. Tujuan pendirian Perguruan Karate-do Tako
Indonesia Dojo Tarai Bangun menurut Aria Jufriadi disamping untuk membentuk
kepribadian kuat bagi generasi muda, memiliki kerendahan hati, keluhuran budi
dan berjiwa satria juga untuk mendorong anak-anak meraih prestasi. Namun
prestasi bukanlah tujuan utama dari kegiatan ini, tujuan utamanya adalah untuk membentuk
kepribadian generasi muda yang kuat, santun dan satria, sedangkan prestasi
adalah bonus.
Dojo
Tarai Bangun mulai latihan perdana pada tanggal 20 November 2014 dengan waktu
latihan sebanyak tiga kali seminggu dan mengambil tempat di Lapangan SD Negeri
024 Tarai Bangun.
Dojo
ini diketuai oleh Aria Jufriadi dengan pengurus-pengurus Marheylin, Jefri Chan
dan Akir Ali. Sedang diposisi Pembina duduk Iskandar Halim (Ketua BPD Tarai
Bangun) dan Zamhur (Ketua RW 02 Dusun I).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar